PEREKONOMIAN INDONESIA
INDUSTRIALISASI
1EB06
Dosen : Eva Karla
KELOMPOK 8
Nama Anggota :
1.
Andhita
Rizki Putri (21214036)
2.
Mohammad
Reskiansyah (26214809)
3.
Panggih
Purnamasari (28214386)
4.
Putri
Iginasari (28214601)
UNIVERSITAS
GUNADARMA
2014/2015
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya makalah ini dapat kami selesaikan dan seusai dengan waktu yang
diharapkan. Makalah ini disusun dengan tujuan memenuhi tugas mata kuliah
Perekonomian Indonesia.
Dalam
makalah ini kami membahas tentang Industrialisasi yang mencakup isi yaitu
konsep dan tujuan industrialisasi, Faktor-faktor Pendorong Industrialisasi, Perkembangan Sektor Industri
Manufaktur Nasional, Permasalahan Industrialisasi,
Strategi pembangunan sector Industri, serta Dampak positif Pembangunan
Industrialisasi .
Dalam penulisan makalah ini, kami
menyadari bahwa apa yang disampaikan ini masih jauh dari kesempurnaan, sebab
pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki kami terbatas. Kami mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kebijakan dalam penulisan
makalah ini.
Kami mohon maaf bila terdapat
kekurangan dan kesalahan dalam penulisan makalah ini. Akhir kata semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi semua. Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan yang
terbaik bagi hidup dan kehidupan kita.
KELOMPOK 8
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR.................................................................................................................... 1
DAFTAR
ISI................................................................................................................................ 2
BAB
I PENDAHULUAN............................................................................................................... 4
1.1
Latar Belakang Masalah................................................................................................. 4
1.2
Perumusan Masalah....................................................................................................... 5
1.3
Tujuan Penelitian............................................................................................................ 5
BAB
II ISI................................................................................................................................... 6
2.1
Konsep dan Tujuan Industrialisasi................................................................................... 6
2.2
Faktor-faktor Pendorong Industrialisasi......................................................................... 7
2.3
Perkembangan Sektor Industri Manufaktur Nasional.................................................... 7
2.4
Permasalahan Industrialisasi.......................................................................................... 8
2.5
Strategi pembangunan sector Industri........................................................................... 8
2.6
Dampak positif Pembangunan
Industrialisasi.............................................................. 10
BAB
III KESIMPULAN DAN SARAN
3.1
Kesimpulan.................................................................................................................... 12
3.2
Saran............................................................................................................................. 12
DAFTAR
PUSTAKA................................................................................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Latar
Belakang Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan
baku, barang setengah jadi atau barang jadi menjadi barang yang bermutu tinggi
dalam penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan
industri. Dengan demikian, industri merupakan bagian dari proses produksi.
Bahan-bahan industri diambil secara langsung maupun tidak langsung, kemudian
diolah, sehingga menghasilkan barang yang bernilai lebih bagi masyarakat.
Kegiatan proses produksi dalam industri itu disebut dengan perindustrian. Dari
definisi tersebut, istilah industri sering disebut sebagai kegiatan manufaktur
(manufacturing). Padahal, pengertian industri sangatlah luas, yaitu menyangkut
semua kegiatan manusia dalam bidang ekonomi yang sifatnya produktif dan
komersial. Karena merupakan kegiatan ekonomi yang luas maka jumlah dan macam
industri berbeda-beda untuk tiap negara atau daerah. Pada umumnya, makin maju
tingkat perkembangan perindustrian di suatu negara atau daerah, makin banyak
jumlah dan macam industri, dan makin kompleks pula sifat kegiatan dan usaha
tersebut. Cara penggolongan atau pengklasifikasian industri pun berbeda-beda.
Tetapi pada dasarnya, pengklasifikasian industri didasarkan pada kriteria yaitu
berdasarkan bahan baku, tenaga kerja, pangsa pasar, modal atau jenis teknologi
yang digunakan. Selain faktor-faktor tersebut, perkembangan dan pertumbuhan
ekonomi suatu negara juga turut menentukan keanekaragaman industri negara
tersebut, semakin besar dan kompleks kebutuhan masyarakat yang harus dipenuhi,
maka semakin beranekaragam jenis industrinya. Sedangkan industrialisasi adalah suatu
proses perubahan sosial ekonomi yang mengubah sistem pencaharian masyarakat
agraris menjadi masyarakat industri. Industrialisasi juga bisa diartikan
sebagai suatu keadaan dimana masyarakat berfokus pada ekonomi yang meliputi
pekerjaan yang semakin beragam (spesialisasi), gaji dan penghasilan yang
semakin tinggi. Industrialisasi adalah bagian dari proses modernisasi dimana
perubahan sosial dan perkembangan ekonomi erat hubungannya dengan inovasi
teknologi. Oleh sebab itu maka dalam makalah ini kami akan membahas tentang
bagaimana sejarah sektor industri di Indonesia,masalah keterbalakangan
industrialisasi di Indonesia,bagaimana kebijakan industrilisasi di
Indonesia,dan peranan sektor industri dalam pembangunan
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat
di rumuskan beberapa macam masalah antara lain adalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana
sejarah sektor industri di Indonesia?
2.
Apa
yang menjadi masalah keterbelakangan industrialisasi di Indonesia?
3.
Bagaimana
kebijakan industrialisasi?
4.
Bagaimana
sektor industri dalam pembangunan?
5.
Apa
yang menjadi dampak industrialisasi Indonesia?
1.3 Tujuan Penelitian
Makalah ini kami buat dengan tujuan untuk
pemenuhan tugas sistem ekonomi Indonesia selain itu diharapkan setelah makalah
ini diselesaikan,kita dapat:
1.
Mengetahui
dan memahami bagaiamana sejarah sektor industri di Indonesia.
2.
Mengatahui
dan memahami masalah keterbelakangan industrialisasi di Indonesia.
3.
Mengetahui
dan memahami bagaiamana kebijkan industrialisasi.
4.
Mengetahui
dan memahami bagaimana sektor industri dalam pembangunan
5.
Mengetahui
dan memahami apa yang menjadi dampak dari industrialisasi Indonesia
BAB II
ISI
2.1
Konsep
dan Tujuan Industrialisasi
Awal konsep
industrialisasiè Revolusi industri abad 18 di Inggris è Penemuan metode baru
dlm pemintalan dan penemuan kapas yg menciptakan spesialisasi produksi dan
peningkatan produktivitas factor produksi.
Industrialisasiè suatu
proses interkasi antara perkembangan teknologi, inovasi, spesialisasi dan
perdagangan dunia untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dengan mendorong
perubahan struktur ekonomi.
Industri adalah
bidang matapencaharian yang menggunakan keterampilan dan ketekunan kerja
(bahasa Inggris: industrious) dan penggunaan alat-alat di bidang pengolahan
hasil-hasil bumi dan distribusinya sebagai dasarnya. Maka industri umumnya
dikenal sebagai mata rantai selanjutnya dari usaha-usaha mencukupi kebutuhan
(ekonomi) yang berhubungan dengan bumi, yaitu sesudah pertanian, perkebunan dan
pertambangan yang berhubungan erat dengan tanah. Kedudukan industri semakin
jauh dari tanah, yang merupakan basis ekonomi, budaya dan politik.
Industrialisasi
merupakan salah satu strategi jangka panjang untuk menjamin pertumbuhan
ekonomi. Hanya beberapa Negara dengan penduduk sedikit & kekayaan alam
melimpah seperti Kuwait & libya ingin mencapai pendapatan yang tinggi tanpa
industrialisasi.
Tujuan pembangunan
industri nasional baik jangka menengah maupun jangka panjang ditujukan untuk
mengatasi permasalahan dan kelemahan baik di sektor industri maupun untuk
mengatasi permasalahan secara nasional, yaitu :
a.
Meningkatkan
penyerapan tenaga kerja industri.
b.
Meningkatkan
ekspor Indonesia dan pember-dayaan pasar dalam negeri.
c.
Memberikan
sumbangan pertumbuhan yang berarti bagi perekonomian.
d.
Mendukung
perkembangan sektor infrastruktur.
e.
Meningkatkan
kemampuan teknologi.
f.
Meningkatkan
pendalaman struktur industri dan diversifikasi produk.
g.
Meningkatkan
penyebaran industri.
2.2
Faktor-faktor
Pendorong Industrialisasi
1.
Kemampuan
teknologi dan inovasi
2.
Laju
pertumbuhan pendapatan nasional per kapita
3.
Kondisi
dan struktur awal ekonomi dalam negeri
Negara
yang awalnya memiliki industri dasar/primer/hulu seperti baja, semen, kimia,
dan industri tengah seperti mesin alat produksi akan mengalami proses industrialisasi
lebih cepat
4. Besar
pangsa pasar DN yang ditentukan oleh tingkat pendapatan dan jumlah penduduk.
Indonesia dengan 200 juta orang menyebabkan pertumbuhan kegiatan ekonomi
5. Ciri
industrialisasi yaitu cara pelaksanaan industrialisasi seperti tahap
implementasi, jenis industri unggulan dan insentif yang diberikan.
6. Keberadaan
SDA. Negara dengan SDA yang besar cenderung lebih lambat dalam industrialisasi
7. Kebijakan/strategi
pemerintah seperti tax holiday dan bebas bea masuk bagi industri orientasi ekspor.
2.3
Perkembangan
Sektor Industri Manufaktur Nasional
Perusahaan
manufaktur merupakan penopang utama perkembangan industri di sebuah negara. Perkembangan
industri manufaktur di sebuah negara juga
dapat digunakan untuk melihat perkembangan industri secara nasional di negara
itu. Perkembangan ini dapat dilihat baik dari aspek kualitas produk yang
dihasilkannya maupun kinerja industri secara keseluruhan.
Sejak
krisis ekonomi dunia yang terjadi tahun 1998 dan merontokkan berbagai sendi perekonomian nasional, perkembangan industri di Indonesia secara
nasional belum memperlihatkan perkembangan yang menggembirakan. Bahkan
perkembangan industri nasional, khususnya industri manufaktur, lebih sering
terlihat merosot ketimbang grafik peningkatannya.
Sebuah
hasil riset yang dilakukan pada tahun 2006 oleh sebuah lembaga internasional
terhadap prospek industri manufaktur di berbagai negara memperlihatkan hasil yang cukup
memprihatinkan. Dari 60 negara yang menjadi obyek penelitian, posisi industri
manufaktur Indonesia berada di posisi terbawah bersama beberapa negara Asia,
seperti Vietnam. Riset yang meneliti aspek daya saing produk industri
manufaktur Indonesia di pasar global, menempatkannya pada posisi yang sangat
rendah.
Industri manufaktur masa
depan adalah industri-industri yang mempunyai daya saing tinggi, yang
didasarkan tidak hanya kepada besarnya potensi Indonesia (comparative
advantage), seperti luas bentang wilayah, besarnya jumlah penduduk serta
ketersediaan sumber daya alam, tetapi juga berdasarkan kemampuan atau daya
kreasi dan keterampilan serta profesionalisme sumber daya manusia Indonesia
(competitive advantage).
2.4
Permasalahan
Industrialisasi
Industri
manufaktur di LDCs lebih terbelakang dibandingkan di DCs, hal ini karena :
1. Keterbatasan
teknologi.
2. Kualitas
Sumber daya Manusia.
3. Keterbatasan
dana pemerintah (selalu difisit) dan sektor swasta.
4. Kerja
sama antara pemerintah, industri dan lembaga pendidikan & penelitian masih
rendah.
2.5
Strategi
Pembangunan Sektor Industri
Tujuan pembangunan industri nasional baik
jangka menengah maupun jangka panjang ditujukan untuk mengatasipermasalahan dan
kelemahan baik di sektor industri maupun untuk mengatasi permasalahan secara
nasional, yaitu:
1.
Meningkatkan penyerapan tenaga kerja
industri;
2.
Meningkatkan ekspor Indonesia dan
pember-dayaan pasar dalam negeri;
3.
Memberikan sumbangan pertumbuhan yang berarti
bagi perekonomian;
4.
Mendukung perkembangan sector infrastruktur;
5.
Meningkatkan kemampuan teknologi;
6.
Meningkatkan pendalaman struktur industri dan
diversifikasi produk
7.
Meningkatkan penyebaran industri.
Bertitik tolak dari hal-hal
tersebut dan untuk menjawab tantangan di atas maka kebijakan dalam pembangunan
industrimanufaktur diarahkan untuk menjawab tantangan globalisasi ekonomi dunia
serta mampu mengantisipasi.perkembangan perubahan lingkungan yang sangat cepat.
Persaingan internasional merupakan suatu perspektif baru bagi semua negara
berkembang, termasuk Indonesia, sehingga fokus dari strategi pembangunan
industri di masa depan adalah membangun daya saing industri manufaktur yang
berkelanjutan di pasar internasional. Untuk itu, strategi pembangunan industri
manufaktur ke depan dengan memperhatikan kecenderungan pemikiran terbaru yang
berkembang saat ini, adalah melalui pendekatan klaster dalam rangka membangun
daya saing industri yang kolektif.
Industri manufaktur masa
depan adalah industri-industri yang mempunyai daya saing tinggi, yang
didasarkan tidak hanya kepada besarnya potensi Indonesia (comparative
advantage), seperti luas bentang wilayah, besarnya jumlah penduduk serta
ketersediaan sumber daya alam, tetapi juga berdasarkan kemampuan atau daya
kreasi dan keterampilan serta profesionalisme sumber daya manusia Indonesia
(competitive advantage).
Bangun susun sektor
industri yang diharapkan harus mampu menjadi motor penggerak utama perekonomian
nasional dan menjadi tulang punggung ketahanan perekonomian nasional di masa
yang akan datang. Sektor industri prioritas tersebut dipilih berdasarkan
keterkaitan dan kedalaman struktur yang kuat serta memiliki daya saing yang
berkelanjutan serta tangguh di pasar internasional.
Pembangunan industri
tersebut diarahkan pada penguatan daya saing, pendalaman rantai pengolahan di
dalam negeri serta dengan mendorong tumbuhnya pola jejaring (networking)
industri dalam format klaster yang sesuai baik pada kelompok industri prioritas
masa depan, yaitu: industri agro, industri alat angkut, industri telematika,
maupun penguatan basis industri manufaktur, serta industri kecil-menengah
tertentu.
Dengan memperhatikan
permasalahan yang bersifat nasional baik di tingkat pusat maupun daerah dalam
rangka peningkatan daya saing, maka pembangunan industri nasional yang sinergi
dengan pembangunan daerah diarahkan melalui dua pendekatan. Pertama, pendekatan
top-down yaitu pembangunan industri yang direncanakan (by design) dengan
memperhatikan prioritas yang ditentukan secara nasional dan diikuti oleh
partisipasi daerah. Kedua, pendekatan bottom-up yaitu melalui penetapan
kompetensi inti yang merupakan keunggulan daerah sehingga memiliki daya saing.
Dalam pendekatan ini Departemen Perindustrian akan berpartisipasi secara aktif
dalam membangun dan mengembangkan kompetensi inti daerah tersebut. Hal ini
sekaligus merupakan upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah, yang
pada gilirannya dapat mengurangi tingkat kemiskinan dan pengangguran.
Startegi
pelaksanaan industrialisasi :
1.
Strategi
substitusi impor (Inward Looking).
Bertujuan
mengembangkan industri berorientasi domestic yang dapat menggantikan produk impor. Negara yang menggunakan
strategi ini adalah Korea & Taiwan. Pertimbangan menggunakan strategi ini:
a.
Sumber
daya alam & Faktor produksi cukup tersedia
b.
Potensi
permintaan dalam negeri memadai
c.
Sebagai
pendorong perkembangan industri manufaktur dalam negeri
d.
Kesempatan
kerja menjadi luas
e.
Pengurangan
ketergantungan impor, shg defisit berkurang’
2.
Strategi
promosi ekspor (outward Looking)
Berorientasi
ke pasar internasional dalam usaha pengembangan industri dalam negeri yang
memiliki keunggulan bersaing.
Rekomendasi
agar strategi ini dapat berhasil :
a. Pasar
harus menciptakan sinyal harga yang benar yang merefleksikan kelangkaan barang
yang bisa baik pasar input maupun output.
b.
Tingkat
proteksi impor harus rendah.
c.
Nilai
tukar harus realistis.
d.
Ada
insentif untuk peningkatan ekspor.
2.6
DAMPAK
POSITIF PEMBANGUNAN INDUSTRIALISASI
Berikut ada beberapa dampak positif dari
pembangunan industri: a. Menambah penghasilan penduduk. b. Menghasilkan aneka
barang. c. Memperluas lapangan pekerjaan. d. Mengurangi ketergantungan dengan
negara lain. e. Memperbesar kegunaan bahan mentah. f. Bertambahnya devisa
negara. Dan di bawah ini beberapa dampak negatif dari pembangunan industri: a.
Terjadinya arus urbanisasi. b. Terjadinya pencemaran lingkungan. c. Adanya sifat
konsumerisme. d. Lahan pertanian semakin kurang. e. Cara hidup masyarakat
berubah. f. Limbah industri menyebabkan polusi tanah. g. Terjadinya peralihan
mata pencaharian.
BAB III
KESIMPULAN
DAN SARAN
3.1
Kesimpulan
Industri adalah kegiatan ekonomi yang
mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi
menjadi barang yang bermutu tinggi dalam penggunaannya, termasuk kegiatan
rancang bangun dan perekayasaan industri. Di Indonesia industri masih sangat
ketertinggalan dari negara-negara lainnya, bahkan kalah dengan industri negara
yang kecil, padahal d Indonesia potensi untuk di adakannya perindustrian itu
sangat bagus. Namun ada bebarapa faktor yang mempengaruhinya seperti kurangnya
SDM, kurangnya teknologi dan pendanaan dari pemerintah.
Pada saat sekarangini, industri di Indonesia
mengalami kemajuan banyak industri-industri kecil yang muncul. Akan tetapi, hal
ini kurang tepat, karena menimbulkan beberapa dampak yang tidak baik, karena
industri-industri di Indonesia tidak memperhatikam permasalah lingkungan
terutama permasalahan limbah yang tidak terorganisir secara baik. Meskipun
dalam upaya yang dilakukan oleh bangsa ini, supaya perindustrian di Indonesia
tidak tertinggal telah dibuat kebijakan tentang perindustrian namun pada
kenyataannya kebijakan itu belum sepenuhnya efektif.
3.2
Saran
Saran yang dapat kami berikan adalah supaya pemerintah lebih
memperhatikan permasalahan dalam perindustrian ini baik dalam segi modal
ataupun memikirkan bagaimana cara supaya limbah perindustrian tidak mencemari
lingkungan. Dan industri yang ada dapat dikelola sesuai dengan kebijakan yang
dilaksanakan.
DAFTAR PUSTAKA
kuswanto.staff.gunadarma .ac.id/.../7-INDUSTRIALISASI+DAN+P
ERKEMBA NGAN.doc